head

Jumat, 12 September 2014

makalah relay pada rangkaian

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Listrik Magnet.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan kami. Namun, kami berharap lmakalah ini dapat bermanfaat untuk manambah pengetahuan mengenai Relay Pada Rangkaian, khususnya bagi kami sendiri dan umumnya bagi yang membaca.
Makalah ini tidak dapat terselesaikan apabila kami tidak mandapatkan bantuan dari semua pihak yang telah membantu kami dalam membuat makalah  ini. Untuk itu, tidak ada kata yang ingin kami ucapkan selain ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami.

                                                                                    metro, Juni  2014

                                                                                                  Penulis

















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1   Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3   Tujuan....................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Induksi Magnetik...................................................................... 3
2.2 Relay Elektronik....................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................. 15
3.1 Alat dan Bahan......................................................................... 15
3.2 Prosedur Kerja.......................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 15
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................... 17
4.2 Pembahasan.............................................................................. 17

BAB V PENUTUP................................................................................... 22
5.1 Simpulan................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... iii
 





BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70-an, relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar atau Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. atau pada umumnya Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya.
Dengan adanya alat ini, diharapkan kita dapat mewujudkan sistem rangkaian listrik yang lebih terjamin dalam hal keamanan dan kehandalan sehingga tidak membahayakan manusia dan lingkungannya, serta memperkecil resiko kerusakan pada alat-alat transmisi listrik yang dianggap vital.
Untuk menunjang teori  yang didapatkan, maka melalui mata kuliah listrik magnet penulis hendak mengobservasi “Relay Elektronik” pada rangkaian sederhana yang dihubungkan dengan accu dan lampu.


1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu relay elektronik?
2.      Bagian-bagian apa sajakah yang terdapat pada relay elektronik
3.      Bagaimana prinsip kerja relay pada rangkaian?
1.3       Tujuan
                        Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan sebagai berikut :
1.      Kita dapat mengetahui relay elektronik itu sendiri.
2.      Kita dapat mengetahui bagian-bagian yang terdapat pada relay elektronik
3.      Kita dapat mengetahui prinsip kerja relay dalam suatu rangkaian.
4.      Bagi pembaca, sebagai bahan referensi atau bacaan sumber pengetahuan sesuai perkembangan zaman.

BAB II
KAJIAN MATERI

3.1              Induksi Magnetik
a)        Magnet
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.

Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.

Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi. Medan adalah suatu daerah (ruang) dimana setiap titik pada daerah itu mempunyai harga (besar atau besar dan arah).

Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
a)      . Timbulnya Medan Magnet
Ø  Medan magnet oleh benda magnetik : Suatu magnet (misalnya magnet batang) akan menimbulkan medan magnet di sekitarnya.Arah garis magneticnya adalah dari kutub U menuju ke kutub S.
Ø  Medan Magnet Oleh Muatan Bergerak : Pendapat Oersted menyatakan bahwa perpindahan muatan listrik (arus listrik) akan
menimbulkan medan disekitarnya.
·      Kawat tidak dialiri arus listrik,magnet jarum tetap.
·      Kawat dialiri arus dari selatan,magnet jarum menyimpang ke kiri.
·      Kawat dialiri arus listik dari utara,magnet jarum ke atas.
Ø  Medan Magnet Oleh Kawat Lurus Berarus : Besar induksi magnet yang ditentukan oleh kawat penghantar berarus listrik di rumuskan oleh Bit Savart.
Ø  Medan Magnet Oleh Kawat Melingkar Berarus : Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran
Ø  Medan Magnet Oleh Solenodia Dan Toroida.
b)      Sifat-Sifat Magnet
Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan magnetisme, yang menghasilkan sekumpulan dari empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun, di bawah formula Maxwell, masih ada dua medan yang berbeda yang menjelaskan fenomena berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukan, dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik.

Dengan demikian, menggunakan spesial relativitas, gaya magnet adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang pengamat). Medan magnet tidak dapat dilihat dengan mata. Namun, keberadaan dan polanya dapat ditunjukkan. Garis-garis yang menggambarkan pola medan magnet di- sebut garis-garis gaya magnet. Garis-garis gaya magnet tidak pernah berpotongan satu sama lainnya. Garis-garis gaya magnet keluar dari kutub utara, masuk (menuju) ke kutub selatan. Makin banyak jumlah garis-garis gaya magnet makin besar kuat medan magnet yang dihasilkan. Apapun bentuknya sebuah magnet memiliki medan magnet yang digambar berupa garis lengkung.
Dua kutub magnet yang tidak sejenis saling berdekatan pola medan magnetnya juga berupa garis lengkung yang keluar dari kutub utara magnet menuju kutub selatan magnet.

Pada dua kutub magnet yang tak sejenis, garis-garis gaya magnetnya keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan magnet lain. Itulah sebabnya dua kutub magnet yang tidak sejenis saling tarik-menarik.

Pada dua kutub magnet yang sejenis, garis-garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara masing-masing cenderung saling menolak. Karena arah garis gaya berlawanan, terjadilah tolak-menolak antara garis garis gaya yang keluar kedua kutub utara magnet. Hal itulah yang menyebabkan dua kutub yang sejenis saling menolak.

c)      Jenis – Jenis Magnet
a.       Magnet Tetap
Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).
Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:
·      Neodymium Magnets, merupakan magnet tetap yang paling kuat.
·      Samarium-Cobalt Magnets
·      Ceramic Magnet
·      Plastic Magnets
·      Alnico Magnets
b.      Magnet Tidak Tetap
Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah elektromagnet.
c.       Magnet Buatan
Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini. Bentuk magnet buatan antara lain:
·         Magnet U
·         Magnet ladam
·         Magnet batang
·         Magnet lingkaran
·         Magnet jarum (kompas).

b)      Medan Magnet
Meskipun gaya magnet paling kuat terdapat pada kutub-kutub magnet, gaya tersebut tidak terbatas hanya pada kutub. Gaya magnet juga terdapat di sekitar bagian magnet yang lain. Daerah di sekitar magnet tempat gaya magnet bekerja disebut medan magnet.
Sangat membantu jika Anda memikirkan medan magnet sebagai suatu daerah yang dilewati  oleh garis-garis gaya magnet. Garis gaya magnet menentukan medan magnet sebuah benda. Seperti halnya garis-garis  medan listrik, garis-garis gaya magnet dapat digambar untuk memperlihatkan lintasan medan magnet tersebut.


Garis medan magnet berkeliling dalam lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan dari sebuah magnet. Suatu medan magnit yang diwakili oleh garis-garis gaya yang terentang dari satu kutub sebuah magnet ke kutub yang lain, merupakan suatu daerah tempat bekerjanya gaya magnet tersebut.

E. Flux Magnetik (Φ)
Garis medan magnit yang dianggap berasal dari kutub utara sebuah magnet disebut flux magnetik. Simbolnya adalah huruf Yunani Φ (phi). Medan magnet yang kuat mempunyai lebih banyak garis gaya dan flux magnetik daripada medan magnet yang lemah.
Satu Maxwell (Mx) sama dengan satu garis medan magnet.. Weber adalah satuan flux magnetik yang lebih besar. Satu weber (Wb) sama dengan 1 x 108 garis medan atau satu Maxwell. Karena weber satuan yang besar, satuan mikro weber dapat digunakan, 1 Wb = 10-6 Wb.
Untuk mengubah mikro weber ke garis medan, kalikan dengan faktor konversi 108 garis per weber, seperti berikut: 1 Wb = 1 x 10-6 Wb x 108 garis/Wb = 1 x 102 garis 1 Wb = 100 garis atau Mx
Satuan dasar flux magnetik dapat didefinisikan dalam dua cara., Maxwell adalah satuan cgs, sedangkan weber (Wb) adalah satuan mks atau SI. Untuk bidang sains dan rekayasa, satuan SI lebih disukai daripada satuan cgs, tetapi satuan cgs masih banyak digunakan pada banyak aplikasi praktis.
F. Kerapatan Flux= Kuat Medan Magnet (B)
Kerapatan flux B adalah jumlah garis medan magnet per satuan luas bagian yang tegak lurus terhadap arah flux. Kerapatan flux dinyatakan sebagai  B = Φ / A dengan satuan sistem cgs, satu gauss (G) adalah satu garis per centimeter persegi  atau 1Mx/cm2.
G. Induksi Medan Magnet
Pengaruh magnetik salah satu benda pada benda lain tanpa sentuhan fisik diantara keduanya disebut induksi.


Contoh, magnet tetap dapat mendinduksikan batang besi yang belum menjadi magnet menjadi magnet tanpa bersentuhan. Lalu batang besi menjadi magnet, seperti yang diperlihatkan pada gambar . Apa yang terjadi adalah garis gaya magnetik yang dibangkitkan oleh Magnet tetap



H. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Selama bertahun-tahun Hans Cristian Oersted, seorang guru fisika dari Denmark, mempercayai ada suatu hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan, namun dia tidak dapat membuktikan secara eksperimen. Baru pada tahun 1820 dia akhirnya memperoleh bukti.
Oersted mengamati bahwa ketika sebuah kompas diletakkan dekat kawat berarus, jarum kompas tersebut menyimpang atau bergerak, segera setelah arus mengalir melalui kawat tersebut. Ketika arah arus tersebut dibalik, jarum kompas tersebut bergerak dengan arah sebaliknya. Jika tidak ada arus listrik mengalir melalui kawat tersebut, jarum kompas tersebut tetap diam. Karena sebuah jarum kompas hanya disimpangkan oleh suatu medan magnet, Oersted menyimpulkan bahwa suatu arus listrik menghasilkan suatu medan magnet.
Ketika kompas-kompas kecil tersebut diletakkan di sekitar penghantar lurus yang tidak dialiri arus listrik, jarum-jarum kompas tersebut sejajar (semuanya menunjuk ke satu arah). Keadaan ini memperlihatkan bahwa jarum kompas tersebut hanya dipengaruhi oleh medan magnet Bumi. Dengan demikian suatu arus listrik yang mengalir melalui sebuah kawat menimbulkan medan magnet yang arahnya bergantung pada arah arus listrik tersebut. Garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus dalam sebuah kawat lurus  berbentuk lingkaran dengan kawat berada di pusat lingkaran.

            Kaidah tangan kanan dapat digunakan untuk menentukan arah medan magnet sekitar penghantar lurus yang dialiri arus listrik. Arah ibu jari tangan kanan menunjukkan arah arus listrik. Jari-jari tangan yang melingkari penghantar tersebut menunjukkan arah medan magnet. Dari percobaannya, Oersted menyimpulkan bahwa kerapatan fluk (B) bergantung pada kuat arus dan jarak antara magnet jarum dan kawat berarus listrik. Hal ini juga telah diselidiki lebih jauh oleh Jean Baptiste Biot dan Felix Savart. Dari hasil percobaannya, mereka merumuskan
B = kerapatan flux dalam satuan Wb/m2
a = jarak titik ke kawat dalam satuan m Rumus diatas disebut juga hukum Biot-Savart.
I.         Gaya Gerak Magnet pada Kumparan (Koil)
Oersted menyadari bahwa jika sebuah kawat berarus dililit menjadi suatu kumparan, medan magnet yang dihasilkan oleh tiap lilitan dijumlahkan menjadi satu. Hasilnya adalah sebuah medan magnet yang kuat pada tengah-­tengah kumparan dan pada kedua ujungnya. Kedua ujung kumparan tersebut berperilaku seperti kutub-kutub sebuah magnet. Sebuah kumparan kawat panjang dengan banyak lilitan disebut solenoida. Dengan demikian sebuah solenoida bekerja seperti sebuah magnet ketika arus listrik mengalir melalui solenoida tersebut. Kutub utara dan selatan berubah sesuai dengan arah arus tersebut. Medan magnet solenoida dapat diperkuat dengan memperbesar jumlah belitan atau besar arus yang mengalir melalui kawat tersebut.
Dengan magnet koil, kuat medan magnet bergantung pada seberapa besar arus yang mengalir pada lilitan koil. Semakin besar arus, semakin besar medan magnet. Koil berperan seperti sebuah magnet batang yang memberikan medan magnet sebanding dengan amper-lilit. Rumusnya adalah
T = I x N = ggm
dimana I adalah arus dalam amper yang dikalikan dengan jumlah lilitan N. Besaran IN menentukan jumlah gaya magnet yang merupakan gaya gerak magnet (ggm).
J.    Intensitas Medan (H)
Intensitas medan bergantung pada panjang koil. Pada suatu titik tertentu, nilai ggm tertentu akan menghasilkan intensitas medan yang lebih kecil untuk koil yang panjang daripada koil yang pendek. Intensitas medan dalam satuan mks adalah
H =T/l.
Rumus ini untuk solenoida. Intensitas medan H adalah pada tengah-tengah inti udara. Jika solenoida menggunakan inti besi, H adalah intensitas medan pada seluruh inti besi. Panjang pada Rumus (3) adalah panjang antar kutub­kutub.

K. Permeabilitas (μ)
Permeabilitas mengacu kepada kemampuan suatu bahan menghantarkan flux magnetik. Simbolnya adalah μ . Permeabilitas didefinisikan sebagai perbandingan antara kepadatan flux dan intensitas medan:
μ = B/H
Dengan menggunakan satuan SI, B adalah kepadatan flux dalam weber per meter persegi atau tesla; H adalah intensitas medan dalam amper-lilit per meter. Permeabilitas pada ruang hampa tidak 1, tetapi adalah 4π x 10-7 atau 1,26 x 10-6 dengan symbol μo. Maka nilai relatif permeabilitas μ harus dikalikan dengan μo untuk menghitung μ dalam satuan SI.



L. Gaya Lorentz
Anda telah mengetahui bahwa suatu arus listrik dapat memberikan suatu gaya pada sebuah magnet, misalnya sebuah kompas. Anda juga telah mengetahui bahwa gaya selalu terjadi dalam pasangan. Apakah medan magnet memberikan suatu gaya pada suatu penghantar berarus listrik?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan percobaan pada Gambar tersebut. Sebuah penghantar ditempatkan di dalam medan magnet antara kutub­kutub magnet U. Ketika arus dialirkan melalui penghantar tersebut, penghantar akan bergerak ke atas. Maka jawabannya adalah ya. Suatu medan magnet memberikan suatu gaya pada sebuah kawat yang dialiri arus. Gaya yang menyebabkan penghantar tersebut bergerak ke atas ini disebut gaya Lorentz.
Arah arus listrik, medan magnet, dan gaya tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kiri  Jika medan magnet dengan kepadatan flux = B, tegak lurus penghantar yang panjangnya = l dan dialiri arus listrik sebesar I maka besarnya gaya Lorentz dirumuskan sebagai berikut:
F = B.I.l
Dimana :
F        = gaya Lorentz dalam Newton (N).
I        = kuat arus listriks dalam amper (A).
l         = panjang kawat dalam meter (m).
B       = kepadatan flux dalam weber/m2.
Rumus di atas hanya berlaku jika arah arus dan B saling tegak lurus. Jika I dan B membentuk sudut ω, maka besarnya gaya Lorentz dirumuskan sebagai berikut:
F = B.I.l sinωt
M. Hukum Faraday
Berdasarkan percobaan Faraday diketahui bahwa tegangan listrik yang diinduksikan oleh medan magnet bergantung pada tiga hal berikut:
“Jumlah lilitan  N Semakin banyak lilitan pada kumparan, semakin besar tegangan yang diinduksikan. Kecepatan gerakan medan magnet. Semakin cepat garis gaya magnet yang mengenai konduktor, semakin besar tegangan induksi. Jumlah garis gaya magnet. Semakin besar jumlah garis gaya magnet yang mengenai konduktor, semakin besar tegangan induksi”.
ε = N dΦ/dt
dimana N adalah jumlah lilitan dan dΦ/dt menentukan kecepatan flux Φ memotong konduktor. Dengan dΦ/dt dalam weber per detik, tegangan induksi ε dalam satuan volt.

2.2 Relay Elektronik
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis.  Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar  tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan.

                 Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:
Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang.
Spring, pegas (atau per) berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas.
Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).
NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus.
Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian / alat yang akan memicu relay untuk menjadi ON ketika sesuai situasi / kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan 'time delay'). Rangkaian yang menggunakan sensor misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensor arus, dll. Sedangkan rangkain timer misalnya timer pada mesin cuci, timer tv, dll.
Sebenarnya aplikasi relay banyak sekali. Dari mobil-mobilan, kulkas, lampu sein motor dan mobil, pompa air otomatis, hingga peralatan pada pesat terbang. Dari relay yang jenisnya kecil hingga yang mempunyai daya besar. Dari relai DC 5 volt, 12 volt hingga yang bervoltase tinggi. Keuntungan kita dalam menggunakan relay:
Kita bisa membuat rangkaian otomatis penyambung/pemutus (switch) tegangan  AC dan DC
Ø  Relay bisa digunakan pada switch tegangan tinggi
Ø  Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar
Ø  Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan













BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalan percobaan relay adalah sebagai berikut :
1.      Accu 12 V capacity 5Ah/10Hr
2.      Kabel merah-hitam secukupnya
3.      Relay elektronik 4 kaki 12 V/30A
4.      Balon lampu kecil
3.2       Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai  berikut :
1.      Mula-mula menghubungkan kabel merah dikutub positif accu dan kabel hitam pada kutub negatif accu 12 Volt.

2.      Menyiapkan relay elektronik 4 kaki 12 V/30A ; kabel merah dihubungkan pada kaki yang bernomor 86 dan kabel hitam dihubungkan pada kaki relay bernomor 85.
3.      Setelah itu, kabel yang dihubungkan dengan masing- masing kaki tersebut hubungkan ke balon lampu (mengusahakan kutub + dan – kabel tidak bersentuhan) kemudian, mengamati apa yang terjadi dengan balon lampu tersebut?











BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok bahwa sesuai dengan prosedur kerja diatas maka hasil yang didapat balon lampu tersebut menyala dengan terang. Berikut gambar hasil pengamatan :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengertian Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar  tersebut timbul medan magnet.

4.2.2        Bagian-bagian relay elektronik kaki 4 12 V/ 30 A
Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:
1)   Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik sudah hilang.
2)   Spring, pegas berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas.
3)   Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari accu atau PLN yang tersambung dari C (Contact).
4)   NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.
5)   NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.
6)   Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus.
7)   Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian / alat yang akan memicu relay untuk menjadi ON ketika sesuai situasi / kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan 'time delay'). Rangkaian yang menggunakan sensor misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensor arus, dll. Sedangkan rangkain timer misalnya timer pada mesin cuci, timer tv, dll.


4.2.3        Prinsip Kerja Relay Pada Rangkaian
Pada percobaan yang dilakuakan, bahwa hasil pengamatannya adalah lampu menyala tanpa adanya tegangan tinggi. Hal ini disebabkan adanya relay yang berfungsi sebagai pengontrol dan bekerja menurut induksi magnet induksi. Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open)
a)        Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka.
b)        Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup.
Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya, Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya. Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/30 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 30 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.
Relay pada rangkaian percobaan bahwa terdapat beberapa kaki relay yaitu ada 4 dalam percobaan. Kaki-kaki tersebut memiliki penomoran masing-masing yaitu 85 (pin 1), 86 (pin 2), 87 (pin 3), dan 30 (pin 4). Untuk menentukan manakah yang merupakan kutub positif dan negatif tergantung penggunaan rangkaian. Pada percobaan yang menjadi kutub positif adalah pin 2 (86) dan negatif adalah pin 1 (85). Kedua pin ini tersambung langsung pada lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Sehingga ketika dialiri arus listrik, timbul gaya magnet yang menyebabkan amarture (tuas logam) bergerak turun karena ditarik oleh magnet ferromagnetik dan naik ketika logam sifat kemagnetan hilang. Sesuai teori induksi magnetik, bahwa jika sebuah kawat berarus dililit menjadi suatu kumparan, medan magnet yang dihasilkan oleh tiap lilitan dijumlahkan menjadi satu. Hasilnya adalah sebuah medan magnet yang kuat pada tengah-­tengah kumparan dan pada kedua ujungnya. Kedua ujung kumparan tersebut berperilaku seperti kutub-kutub sebuah magnet. Sebuah kumparan kawat panjang dengan banyak lilitan disebut solenoida.
Dengan demikian sebuah solenoida bekerja seperti sebuah magnet ketika arus listrik mengalir melalui solenoida tersebut. Kutub utara dan selatan berubah sesuai dengan arah arus tersebut. Medan magnet solenoida dapat diperkuat dengan memperbesar jumlah belitan atau besar arus yang mengalir melalui kawat tersebut. Dengan magnet koil, kuat medan magnet bergantung pada seberapa besar arus yang mengalir pada lilitan koil. Semakin besar arus, semakin besar medan magnet. Koil berperan seperti sebuah magnet batang yang memberikan medan magnet sebanding dengan amperlilit. Oleh karena itu, magnet yang dihasilkan oleh kawat berarus merupakan magnet bersifat sementara, ketika dialiri arus listrik maka dapat berubah menjadi magnet dan ketik arus di Cut Off, maka magnet tersebut menjadi logam biasa. Jika dihubungkan dengan lampu maka, lampu akan menyala saat dialiri arus listrik. Perlu kita ketahui relay juga merupakan penghubung pengubah  energi listrik menjadi energi gerak dan disambungkan balon lampu maka diubah menjadi energi panas dan energi cahaya.


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian diatas maka, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1)      Relay merupakan komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis.
2)      Bagian bagian dari relay adalah sebagai berikut :
Ø  Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun.
Ø  Spring, pegas berfungsi sebagai penarik tuas.
Ø  Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari accu atau PLN yang tersambung dari C (Contact).
Ø  NC Contact, NC singkatan dari Normally Close.
Ø  NO Contact, NO singkatan dari Normally Open.
Ø  Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik.
Ø  Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian / alat yang akan memicu relay untuk menjadi ON ketika sesuai situasi / kondisi tertentu.
3)      Prinsip kerja dari relay berdasarkan Induksi Magnetik







DAFTAR PUSTAKA

          
Bishop, Owen. 2004. Dasar- Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto, Joko.2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
 http://en.wikipedia.org/wiki/DC_relay. Diakses pada tanggal 26 April 2011.
http://www.ideafinder.com/history/inventions/flashlight.htm/title=Flashlight History. Diakses 15 Maret 2011
http://www.blogger.com /senter - Anneahira.com.html. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2013
http://www.YudaIsparela.com/index.php/id/cara-kerja-realy/html

diakses padatanggal 12 Desember 2011, Pkl. 20:43

Tidak ada komentar:

Bahasa lampung

 Nama : .............................................................  Kelas  : ,...................  BAHASA LAMPUNG Dialek O Terjemahkanlah...