DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Cermin Datar
2.3 Lensa
2.4 Pembiasan Cahaya
2.5 Cahaya
2.6 Pemantulan Cahaya
2.6.1. Hukum Pemantulan Cahaya oleh Snellius
2.6.2. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur
2.6.3 Pemantulan Pada Cermin Lengkung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
3.3. Tekhnik Pengumpulan Data
3.3.1. Tahap Persiapan
3.3.2. Tahap Percobaan
3.3.3. Tahap Akhir
3.4. Tehnik Analisi Data
3.5. Definisi Operasional
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 CERMIN CEKUNG
4.2 Pembentukan bayangan oleh cermin cekung
BAB IV
PENUTUP
4.1 Tujuan Praktikum
4.2 Manfaat
4.3 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada guru
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penyusun makalah sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.
Metro, 26 April 2014
* PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG
Cabang fisika yang mempelajari cahaya
yang meliputi bagaimana terjadinya cahaya,bagaiamana perambatannya, bagaimana
pengukurannya, bagaimana pemantulan cahaya dan bayangan pada cermin dikenal
dengan nama Optika.
Gejala pemantulan dan bayangan pada
cermin selalu kita alami dalam keseharian. Pemantulan cahaya terbagi atas
pemantulan cahaya teratur dan pemantulan cahaya baur. Ada tiga jenis cermin,
salah satu dari ketiga jenis cermin tersebut adalah cermin cekung.
Untuk mengetahui bagaimana pemantulan
yang terjadi pada cermin cekung maka dilakukanlah praktikum yang berhubungan
dengan hal tersebut.
1.2.1. Bagaimanakah jalannya sinar
datang dan sinar pantul pada cermin cekung?
1.2.2. Bagaimana aplikasi cermin cekung
dalam kehidupan sehari-hari?
1.3.1. Untuk mengetahui jalannya sinar
datang dan sinar pantul pada cermin cekung?
1.3.2. Untuk mengetahui aplikasi cermin
cembung dalam kehidupan sehari-hari
1.4.1. Agar dapat mengetahui jalannya
sinar datang dan sinar pantul pada cermin cekung.
1.4.2. Agar dapat mengetahui aplikasi
cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
Snellius menyatakan bahwa:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), secara matematis i = r.
Melakukan kegiatan praktikum
seperti berikut.
2.2 Cermin Datar
Ada tiga macam bentuk cermin, yaitu :
a. Cermin datar
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
Cermin datar merupakan cermin yang tidak memiliki jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang dibentuk olehnya adalah :
1. Maya
2. Sama besar dengan bendanya
3. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
4. Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar adalah maya, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan perpanjangan sinar-sinar cahaya. Sinar cahaya adalah sinar yang terdapat di depan cermin sedangkan perpanjangan sinar cahaya yang dimaksud adalah menuju bagian belakang cermin. Pada cermin lengkung (cekung dan cekung ) ada bayangan yang sifatnya nyata, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan langsung sinar-sinar cahaya (bukan perpanjangan) dan dapat ditangkap oleh layar. Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dilukiskan sebagai berikut :
1. lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju cermin dan pantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan yaitu sudut datang = sudut pantul.
2. lukis sinar kedua yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan.
3. perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua di belakang cermin akan berpotongan dan merupakan bayangan.
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), secara matematis i = r.
Melakukan kegiatan praktikum
seperti berikut.
2.2 Cermin Datar
Ada tiga macam bentuk cermin, yaitu :
a. Cermin datar
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
Cermin datar merupakan cermin yang tidak memiliki jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang dibentuk olehnya adalah :
1. Maya
2. Sama besar dengan bendanya
3. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
4. Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar adalah maya, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan perpanjangan sinar-sinar cahaya. Sinar cahaya adalah sinar yang terdapat di depan cermin sedangkan perpanjangan sinar cahaya yang dimaksud adalah menuju bagian belakang cermin. Pada cermin lengkung (cekung dan cekung ) ada bayangan yang sifatnya nyata, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan langsung sinar-sinar cahaya (bukan perpanjangan) dan dapat ditangkap oleh layar. Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dilukiskan sebagai berikut :
1. lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju cermin dan pantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan yaitu sudut datang = sudut pantul.
2. lukis sinar kedua yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan.
3. perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua di belakang cermin akan berpotongan dan merupakan bayangan.
Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cekung dan
lensa cekung. Pada lensa cekung (konveks) bagian tengahnya lebih tebal,mengumpulkan
sinar (konvergen), memiliki tiga golongan yaitu cekung ganda (bikonveks),
cekung datar (plankonveks), cekung cekung (konkaf-konveks). Pada lensa cekung
(konkaf) yang bersifat memencarkan sinar (divergen) memiliki tiga golongan,
yaitu bikonkaf, plankonkaf, dan konkaf-konveks.
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk pada lensa cekung tergantung dari letak benda tersebut.
Ada beberapa kemungkinan sifat bayangan pada lensa cekung diantaranya :
1. Benda terletak antara O dan f2 bayangan yang dibentuk bersifat maya tegak diperbesar.
2. Benda terletak di R1 bayangan yang dibentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar.
3. Benda terletak di f1 bayangan di tak terhingga (sinar bia sejajar).
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan dari titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang seolah-olah menuju ke titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat maya, tegak, dan diperkecil.
2.4 Pembiasan Cahaya
a. Hukum I Pembiasan
Menyatakan bahwa “sinar datang (i), sinar bias (r) , dan garis normal terletak pada satu bidang datar ”.
b. Indeks bias mutlak
indeks bias mutlak dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya. Semakin besar indeks bias suatu medium, maka semakin kuat membelokkan cahaya.
c. Indeks bias relatif
Apabila cahaya datang dari gelas menuju air dianggap ada lapisan udara di antaranya,sehingga berlaku persamaan :
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk pada lensa cekung tergantung dari letak benda tersebut.
Ada beberapa kemungkinan sifat bayangan pada lensa cekung diantaranya :
1. Benda terletak antara O dan f2 bayangan yang dibentuk bersifat maya tegak diperbesar.
2. Benda terletak di R1 bayangan yang dibentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar.
3. Benda terletak di f1 bayangan di tak terhingga (sinar bia sejajar).
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan dari titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang seolah-olah menuju ke titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat maya, tegak, dan diperkecil.
2.4 Pembiasan Cahaya
a. Hukum I Pembiasan
Menyatakan bahwa “sinar datang (i), sinar bias (r) , dan garis normal terletak pada satu bidang datar ”.
b. Indeks bias mutlak
indeks bias mutlak dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya. Semakin besar indeks bias suatu medium, maka semakin kuat membelokkan cahaya.
c. Indeks bias relatif
Apabila cahaya datang dari gelas menuju air dianggap ada lapisan udara di antaranya,sehingga berlaku persamaan :
n1 sin qi = n2 sin qr
dimana : n1 : indeks bias
medium 1
qi : sudut datang medium 1
n2 : indeks bias medium 2
qr : sudut bias medium 2
qi : sudut datang medium 1
n2 : indeks bias medium 2
qr : sudut bias medium 2
Cahaya adalah energi; ia dapat
menyebabkan suatu materi berubah; sebaliknya, materi pun dapat menjadi sumber
dari energi cahaya. Ada dua pendapat tentang “cahaya”, yakni cahaya sebagai
materi, dan cahaya sebagai gelombang. Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik; setiap benda (materi) yang dapat memancarkan cahaya sendiri
disebut sumber cahaya.
Ada 3 jenis cahaya yaitu cahaya
divergen, cahaya konvergen, dan cahaya paralel. Bila cahaya mengenai suatu
benda maka cahaya (seluruhnya atau sebagian) dapat menembus benda itu, atau
cahaya itu tak dapat menembus benda. Gejala yang muncul akibat cahaya mengenai
suatu benda adalah pemantulan; sifat pantulan ini bergantung pada sifat
permukaan benda.
Cahaya memiliki sifat-sifat berikut :
Dapat dilihat oleh mata
Memiliki arah ramabat yang tegak lurus
arah getar
Merambat menurut garis lurus
Memiliki energi
Dipancarkan dalam bentuk radiasi
Dapat mengalami pemantuan, pembiasan,
interfensi, difraksi, dan polarisasi
Ciri utama dari gelombang adalah bahwa
ia tak pernah diam, sebaliknya cahaya selalu bergerak. Benda-benda yang sangat
panas seperti matahari dan filamen lampu listrik memancarkan cahaya mereka
sendiri. Begitu juga cahaya lilin atau cahaya pada layar televisi yang
dibangkitkan oleh tumbukan antara electron berkecepatan tinggi dengan zat yang
dapat berfluoresensi (berpendar) yang terdapat pada layar televisi. Mereka merupakan
sumber cahaya.
Cahaya merambat lurus seperti yang dapat
kita lihat pada cahaya yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan yang
gelap atau Laser yang melintasi asap atau debu.Oleh karenanya cahaya yang
merambat digambarkan sebagai garis lurus erarah yang disebut sinar cahaya,
sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah. Berkas cahaya bisa
paralel, divergen (menyebar)atau konvergen (mengumpul).
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang dan
berpotongan di satu titik pada bidang tersebut.
Sudut antara sinar pantul dan garis normal sama dengan sudut antara sinar
datang dan garis normal, garis normal adalah garis yang tegal lurus bidang
datar.
Pemantulan Biasa
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan
membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin
dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan
teratur atau pemantulan biasa.
Pemantulan BaurBerbeda dengan benda yang
memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak
rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan
tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan ini disebut pemantulan
baur.Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah.
Misalny pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap
kita dapa tmelihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai
arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang
berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.
Cermin lengkung adalah cermin yang
mempunyai permukaan pantul berbentuk lengkung. Cermin lengkung di bagi menjadi
dua, yaitu vermin cekung dan cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin
lengkung yang mempunyai permukaan pantul berbentuk cekung, sedangkan cermin
cekung adalah cermin lengkung yang mempunyai permukaan pantul berbentuk cekung.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan
sinar. Cermin cekung memiliki titik fokus dan titik pusat kelengkungan di
belakang cermin, karena itulah jari-jari kelengkungan dan jarak titk fokus
vermin cekung adalah negatif. Pada cermin cekung tiga ruang, yakni ruang I,
ruang II, dan ruang III berada di belakang cermin, sehungga ruang pada cermin
ini ruang maya.
Berkas sinar sejajar sumbu utama
dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus(F). Panjang fokus (f)
sama dengan setengah jari-jari kelengkungan cermin. Cermin cekung memiliki
sinar- istimewa, yaitu :
Sinar datang yang sejajar sumbu utama
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.
Sinar datang yang menuju titik fokus
dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
Sinar datang yang menuju pusat
kelengkungan dipantulkan melalui lintasan yang sama.
3.1. JENIS PENELITIAN
Terdapat beberapa jenis penelitian yaitu antara lain, penelitian
eksperimental, penelitian deskritif, penelitian historis, penelitian rekayasa
dan juga penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kali ini, peneliti memilih penelitian eksperimental.
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan
fakor-faktor dan juga hubungan sebab akibat pada suatu kondisi yang terkendali.
Dengan menggunakan penelitian eksperimental dapat juga membantu peneliti untuk
menjelaskan secara lebih teliti suatu fenomena.
Jenis penelitian ini digunakan karena di anggap cocok untuk memecahkan
rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium IPA Sma Negeri Model Terpadu Madani.
Pada tanggal 15 Maret 2008
Langkah – langkah yang di tempuh pada saat pengambilan data adalah sebagai
berikut :
Menyiapkan alat dan bahan
- 1 Cermin cekung (f = 15 cm)
- 1 Mistar kayu 100 cm
- 3 Pegangan lensa
- 1 layar putih dari karton atau kaca buram
- Lensa cekung 10 cm
- Kertas karbon
- 1 Lampu TL lengkap (10 watt atau 20 watt) sebagai pengganti lampu senter
- Statif lengkap
3.3.2. Tahap Percobaan
Letak meja optik maupun kertas diatur
agar cahaya tengah berimpit dengan garis pada kertas
Berkas-berkas sinar yang tampak pada
kertas digambar dengan menggunakan pinsil.
Cermin cekung dihadapkan ke sumber
cahaya . diusahakan sinar pantul ditengah berimpit dengan sinar datang. Garis
permukaan cermin di gambar.
Sinar pantul ditandai dengan tanda
silang lalu permukaan cermin pantulnya digambar.
Cermin kombinasi disingkirkan dan
sinar-sinar pantulnya digambar.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
Setelah itu menusun laporan penelitian.
No.
|
S0 (cm)
|
S1 (cm)
|
1 (cm- 1)
S0
|
1 (cm-1)
S1
|
1 + 1
S0 S1
|
h` (cm)
|
h`
h
|
S0
S1
|
1.
|
20
|
36
|
|
11
|
||||
2.
|
25
|
30
|
|
11
|
||||
3.
|
30
|
26
|
|
12
|
||||
4.
|
35
|
20
|
|
12
|
||||
5.
|
40
|
19
|
|
13
|
KRITIK/VERIFIKASI (PENYELEKSIAN DATA)
Setelah semua data terkumpul, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi. Dalam hal ini diharuskan
menyeleksi data-data yang didapatkan. Apabila saat melakukan praktikum
didapatkan data yang tidak diperlukan, maka data itu harus dihilangkan atau
dibuang. Dari hasil pengkritikan ini, maka dapat memunculkan fakta yang lebih
kuat dibanding data.
INTERPRETASI (PENAFSIRAN DATA)
Setelah ditemukan fakta dari hasil
pengkritikan, langkah selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi adalah
kemampuan penulis dalam menafsirkan dengan cara menghubungkan kejadian yang
satu dengan kejadian yang lain
HISTORIOGRAFI (PENULISAN DATA)
Setelah melakukan interpretasi, maka
tahapan selanjutnya dalam melakukan penelitian adalah melakukan penulisan ilmiah
yang disebut historiografi. Dalam histiografi akan dijelaskan permasalahan
penelitian fisika secara konkrit.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami
laporan yang telah disusun, maka istilah-istilah yang dipakai pada laporan
harus didefinisikan. Definisi istilah-istilah yang dipakai pada laporan ini
adalah sebagai berikut :
Sinar datang
Adalah salah satu berkas cahaya yang bergerak
lurus ke permukaan cermin
Sinar pantul
Adalah sebagian sinar yang dipantulkan
oleh cermin.
fokus utama atau titik
fokus (F)
Merupakan sebuah titik pada sumbu utama
tempat berkumpulnya sinar-sinar sejajar yang mendatangi cermin cekung.
Pusat kelengkungan
Pusat kelengkungan yang dimaksud di sini
adalah pusat kelengkungan cermin.
Jari-jari kelengkungan
R
Jari-jari kelengkungan R merupakan
jari-jari bola cermin.
Sumbu utama
Adalah garis lurus yang menghubungkan
antara pusat kelengkungan dan verteks.
BAB IV
Rumus yang berlaku untuk cermin cekung den cermin cembung adalah
f = R / 2
1/f = 1/s + 1/s'
M = |y' / y | = |s' / s |
Dengan :
R = jari-jari kelengkungan
f = fokus (jarak titik api)
M= pembesaran bayangan
Bayangan yang terbentuk selalu maya, tegak dan diperkecil.
DUA BUAH CERMIN ATAU DUA BUAH LENSA BERHADAPAN
Prinsip dua cermin sama dengan dua lensa yaitu bayangan yang dihasilkan dari cermin 1 merupakan benda untuk cermin 2, sehingga:
d = s1' + s2
Mtot = | (s1'/s1) x (s2'/s2) |
d = jarak kedua cermin/lensa
s1' = jarak bayangan 1 ke cermin/lensa 1
s2 = jarak benda 2 ke cermin/lensa 2
f = R / 2
1/f = 1/s + 1/s'
M = |y' / y | = |s' / s |
Dengan :
R = jari-jari kelengkungan
f = fokus (jarak titik api)
M= pembesaran bayangan
Bayangan yang terbentuk selalu maya, tegak dan diperkecil.
DUA BUAH CERMIN ATAU DUA BUAH LENSA BERHADAPAN
Prinsip dua cermin sama dengan dua lensa yaitu bayangan yang dihasilkan dari cermin 1 merupakan benda untuk cermin 2, sehingga:
d = s1' + s2
Mtot = | (s1'/s1) x (s2'/s2) |
d = jarak kedua cermin/lensa
s1' = jarak bayangan 1 ke cermin/lensa 1
s2 = jarak benda 2 ke cermin/lensa 2
Seperti telah dikatakan berulang-ulang, pembentukan bayangan oleh cermin
cekung mematuhi hukum-hukum pemantulan cahaya. Untuk dapat melukis bayangan
yang dibentuk oleh cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar istimewa. Sinar
istimewa adalah sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus
mengukur sudut datang dan sudut pantulnya. Tiga sinar istimewa itu adalah,
1.
|
Sinar yang
melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan
itu lagi.
|
Gambar 19
Sinar yang melewati titik pusat
kelengkungan akan dipantulkan cermin cekung melewati titik tersebut.
2.
|
Sinar yang
sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.
|
Gambar 20
Sinar yang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan melalui fokus utama
3.
|
Sinar yang
melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
|
Gambar 21
Sinar yang melalui fokus utama
dipantulkan sejajar sumbu utama.
Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda
cukup menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak
menentukan bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi
benda itu ada di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s
> f seperti pada gambar 21. Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis
dua sinar istimewa yang melewati titik B (kepala panah), yakni sinar yang
sejajar sumbu utama (1) dan sinar yang melalui fokus utama cermin (2). Kedua
sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin dan kedua sinar pantul ini akan
berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan bayangan kepala anak
panah tadi. Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB, maka garis
A'B' inilah yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja bukan?
Gambar 22
Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara
pusat kelengkungan dan titik fokus cermin cekung tampak terbalik diperbesar.
Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran
keduanya, tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan
terlihat terbalik. Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa
bayangan benda AB dilewati oleh sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini
disebut bayangan sejati . Bayangan sejati
tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita, tetapi dapat ditangkap oleh layar.
Dengan kata lain kita hanya dapat melihat bayangan sejati melalui layar seperti
saat kita menonton film di bioskop. Itu sebabnya bayangan sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari bayangan nyata adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap
layar, namun dapat langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin
datar. Dilihat dari cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan
sinar-sinar pantul seperti Anda lihat pada uraian selanjutnya.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 22 di atas akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dandiperbesar . Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran bendanya? Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata?
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22. Mari kita cermati mereka satu-persatu.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 22 di atas akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dandiperbesar . Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran bendanya? Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata?
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22. Mari kita cermati mereka satu-persatu.
1.
|
Posisi
benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.
|
Gambar 23
Bila jarak benda s > 2f sifat
bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik diperkecil.
2. |
Untuk melukis
bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti pada gambar
terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil perpotongan dari
pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang terbentuk tampak
diperkecil, terbalik dan nyata.
Posisi benda di jauh tak terhingga atau s = ~ . Sinar-sinar yang berasal dari benda yang jauh tak terhingga datang ke cermin berupa sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus utama sehingga bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama |
Gambar 24
Bayangan dari benda yang jauh tak
terhingga dari cermin berupa titik di fokus utama.
3.
|
Posisi
benda tepat di pusat kelengkungan cermin atau s = R.
|
Gambar 25
Bayangan dari suatu benda yang berada tepat
di pusat kelengkungan cermin cekung tepat berada di pusat kelengkungan cermin
cekung itu. Sifat-sifat bayangan adalah sama besar, terbalik dan nyata.
4. |
Dengan
cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama besar,
terbalik dan nyata.
Posisi benda tepat di titik F atau s = f. |
Gambar 26
Bayangan suatu benda yang diletakkan di
fokus utama cermin cekung ada di jauh tak terhingga.
5.
|
Sinar-sinar
yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama dipantulkan oleh cermin
cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan sering juga
dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak terhingga.
Posisi benda di antara titik F dan O atau s < f. |
Gambar 27
Bayangan benda yang diletakkan di antara
O dan F atau s < f akan diperbesar, tegak dan maya
Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin
cekung, bayangan yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan
sinar-sinar pantul sehingga bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat
bahwa bayangan tampak tegak, diperbesar dan berada di belakang cermin sementara
kemungkinan-kemungkinan terdahulu bayangan benda selalu di depan cermin cekung.
Jadi dapat juga disimpulkan bahwa bila bayangan dari suatu benda nyata di depan
cermin cekung terbentuk di depan cermin tersebut, maka bayangan benda itu
merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan terletak di belakang cermin
bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga bahwa bayangan maya
dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwasanya:
Benda
nyata
|
:
|
Jika sinar
datang divergen pada permukaan pembias (s > 0).
|
Benda maya
|
:
|
Jika sinar
datang konvergen pada permukaan (s < 0)
|
Bayangan
nyata
|
:
|
Jika sinar
datang konvergen dari permukaan pembias (s’ > 0) berpotongan.
|
Bayangan
maya
|
:
|
Jika sinar
datang divergen dari permukaan pembias seakan-akan datang dari sebuah titik
di pihak lain dari permukaan (s’ < 0).
|
BAB IV
- Mengetahui sifat-sifat pembinaan pada cermin
- Membiasakan siswa menggunakan alat-alat praktikum di laboraturium
- Mengetahui letak titik fokus pada cermin cekung
- Membiasakan siswa menggunakan alat-alat praktikum di laboraturium
- Mengetahui letak titik fokus pada cermin cekung
- Mengetahui sifat-sifat pembinaan pada cermin cekung
Wahidin, Sukarna Ade, Jalaludin Dudung, 2006. Pelajaran Fisika Untuk Kelas
X. Depok : Arya Duta.
Kanginan, Marthin, 2007. FISIKA Untuk
SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sears & Zemansky; Fisika untuk Universitas 2; Bina Cipta;Jakarta; 1994.
Halliday, Resnick; Fisika Dasar 2; Erlangga; Jakarta; 1977.
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar; ITS; Surabaya; 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar