A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang harus dikuasai oleh guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Gulo, 2008:3). Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Dalam Strategi Pembelajaran (2006:124), Sanjaya mengartikan strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran, selain itu strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi, perlu merumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu exposition-discovery learning atau strategi penyampaian penemuan dan group-individual learning atau strategi pembelajaran individual (Rowntree dalam Wina Sanjaya, 2006:126).
2. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997).
Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
B. KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah:
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara optimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian,
strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber balajar,
akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan artinya siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar sehingga mampu menemukan sndiri inti dari materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif apabila :
1) guru mengharapkan sisiwa dapat menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan sehingga penguasaan materi bukan tujuan utama
karena yang terpenting adalah proses belajar.
2) bahan pelajaran yang akan diajarkan adalah berupa
kesimpulan yang perlu pembuktian.
3) proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu
4) siswa adalah anak yang memiliki kemauan dan kemampuan berpikir
5) jumlah siswa tidak terlalu banyak agar mudah dikendalikan.
3) proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu
4) siswa adalah anak yang memiliki kemauan dan kemampuan berpikir
5) jumlah siswa tidak terlalu banyak agar mudah dikendalikan.
6) guru memiliki banyak waktu untuk melakukan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
C. TINGKATAN-TINGKATAN INKUIRI
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research).
Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.
1) Traditional hands-on Praktikum ( tradisional hands-on ) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap.
2) Pengalaman sains yang terstruktur. Tipe inkuiri
berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur ( structured science experiences
), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan
prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis
yang ketiga ialah inkuiri terbimbing ( guided inquiry ), di mana siswa
diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan
mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik,
pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
3) Inkuiri Siswa Mandiri. Inkuiri siswa mandiri (
student directed inquiry ), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada
tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya,
dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian
siswa ( student research ). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
Ahli lain yaitu Callahan, et al (1992) menyusun klasifikasi inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keterlibatan siswa di dalam inkuiri, yaitu: (a) identifikasi masalah, (b) pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah, dan (c) identifikasi solusi tentatif terhadap masalah.
D. PRINSIP-PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
a. Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf.
b. Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik
yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya.
Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapat
mengembangkan aktivitas/daya pikir.
c. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain.
c. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain.
d. Equilibration adalah proses penyesuaian antara
pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Ada
kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah
ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai
Dalam penggunaan SPI terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setisp guru. Prinsip tersebut adalah :
1. Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu.
2. Prinsip Interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahakan
(directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melaui
interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan
pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat
mengenai proses interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu
bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
4. Prinsip Belajar Untuk Berpikir
4. Prinsip Belajar Untuk Berpikir
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal dan optimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan
otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan
membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Belajar berikir logis dan
rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan
unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses
belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
5. Prisip Keterbukaan
5. Prisip Keterbukaan
Anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
E.LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
Dalam proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri siswa perlu dimotivasi untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan inkuiri atau keterampilan proses sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sikap ilmiah seperti menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif (Prayitno, 2004). Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dapat mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
1. Orientasi Langkah orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah (1) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai siswa, (2) menjelaskan pokok – pokok kegiatan untuk mencapai tujuan, (3) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar sebagai motivasi bagi siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang untuk berpikir. Teka – teki yang menjadi
persoalan dalam inkuiri harus mengandung konsep yang jelas dan pasti. Konsep –
konsep dalam masalah adalah konsep – konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan.
4. Mengumpulkan data
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data
membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar, ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya. Tugas guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan
berpikir rasional siswa. Artinya, kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan
argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk memperoleh
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa mana data
yang relevan.
F. STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL
F. STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL
para ahli pendidikan ilmu sosial yaitu Massialas dan Cox mengadopsi dan mengembangkan strategi inkuiri yang dinamakan inkuiri sosial. Strategi pembelajaran inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan strategi pembelajaran inkuiri, perbedaannya hanya terletak pada masalah yang dikaji yaitu masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat. Strategi pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang bersumber pada interaksi sosial yang bertujuan memecahkan masalah sosial melalui penyelidikan akademik dan pemecahan masalah secara logis (Joice & Weil, 2000).
Pemilihan strategi pembelajaran inkuiri sosial untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran sosial disebabkan oleh :
a) Strategi ini khusus dirancang untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial
b) Beberapa hasil penelitian (dalam joice&Weil, 1992) menunjukkan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah social
b) Beberapa hasil penelitian (dalam joice&Weil, 1992) menunjukkan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah social
c.) Strategi ini merupakan sinkronisasi antara teori
mengajar dan teori belajar yang memiliki prosedur yang sistematis dan mudah
diterapkan oleh pengajar.
Robert A.Wilkins (dalam Sanjaya, 2006:203) bahwa dalam
mengemukakan bahwa kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan,
pembelajaran IPS harus menekankan kepada pengembangan berfikir. Terjadinya
ledakan pengetahuan, menurutnya menuntut perubahan pembelajaran dari yang hanya
sekedar mengingat fakta menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis.
Tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial :
Tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial :
1. Adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang
dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.
2. Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk
inkuiri.
3. Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Dari karakteristik inkuiri seperti yang telah
diuraikan di atas, maka tampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda
dengan inkuiri pada umumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji
adalah masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat.
G. KESULITAN-KESULITAN IMPLEMENTASI STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI
SPI merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam penerapannya terdapat beberapa kesulitan :
1. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya,
yaitu proses belajar dan hasil belajar.
2. Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa
bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan
demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama.
3. Berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang
dianggap tidak konsisten.
H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI
H. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI
1. Keunggulan SPI
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang mengaggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
d. Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
2. Kelemahan SPI
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran
oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Diposkan
oleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar