MAGNET DAN KEMAGNETAN
Magnet dan kemagnetan adalah dua
kata yang tidak dapat terpisahkan dalam membahas bahan magnet. Magnet atau
magnit adalah suatu bahan atau obyek yang menghasilkan medan magnetik,
sedangkan kemagnetan (magnetism) adalah
kata yang menjelaskan bagaimana respons suatu bahan terhadap pengaruh
medan magnetik, yang biasa digunakan untuk pengelompokan fase magnet
bahan, salah satu misalnya adalah feromagnet. Pembahasan mengenai
kemagnetan suatu bahan selalu akan sangat menarik dan unik. Satu batangan
magnet, selalu muncul dalam konfigurasi terpolarisasi magnet berpasangan yang
sering dinotasikan sesuai dengan sistem kutub bumi, yakni kutub Utara dan kutub
Selatan. Pada bahan magnet, polarisasi momen magnet tetap terjaga walaupun
batangan magnet dipotong hingga bagian yang sangat kecil. Apabila dapat ‘masuk
ke dalam atom’ maka akan terlihat bahwa spin momen elektron akan terpolarisasi
secara berpasangan. Pendalaman secara filosofis mengenai kemagnetan akan
mendekatkan kita pada Maha Pencipta Alam Semesta, seperti tercantum dalam
Al-Quran, Allah SWT berfirman :
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang yakin”
(Adz Dzaariyaat 20)
“Dan segala sesuatu Kami (Allah) ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat kebesaran Allah”
(Adz Dzaariyaat 49 )
Tetapi ada 3 jenis bahan tertentu yang ditarik magnet,
yaitu:
a. Feromagnetik
=> adalah bahan yang ditarik sangat kuat oleh magnet.
Contoh: besi, baja, nikel, dll.
b. Paramagnetik
=> adalah bahan yang ditarik tidak terlalu kuat atau
lemah oleh magnet.
Contoh: platina, alumunium, dll
c. Diamagnetik
=> adalah jenis bahan yang tidak ditarik magnet melainkan
ditolak oleh magnet.
Contoh: bismut, molekul organik.
Magnet juga terbagi 2, yaitu magnet alam dan magnet buatan.
Magnet alam adalah magnet yang telah disediakan atau
tersedia di alam.
Magnet buatan adalah magnet yang berasal dari benda yang
bukan magnet tetapi kemudia diubah menjadi magnet dengan cara dialiri listrik,
digosok dan di induksi kan.
magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub
selatan.
Sifat kutub-kutub tersebut seperti berikut :
kutub-kutub yang bersamaan akan saling tolak-menolak,
sedangkan kutub-kutub yang berlawanan akan saling tarik menarik.
Selanjutnya kita akan sedikit menjelaskan bagaimana cara
membuat magnet.
1. Cara dialiri listrik
=> melilitkan kawat ber-email (kawat yang lazim digunakan
pada lilitan trafo) pada bahan yang akan dibuat magnet. Magnet jenis ini
bersifat sementara
2. Cara digosok
=> yaitu dengan menggosokkannya dengan magnet yang kuat
secara berulang-ulang dan hanya ke satu arah. Magnet jenis ini bersifat tetap
atau permanent.
3. Cara induksi
=> yaitu dengan cara menempelkan atau mendekatkan bend
yang terbuat dari besi kesalah satu kutub magnet. Magnet jenis ini bersifat
sementara.
Magnet
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu
medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang
mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap
atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah
magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/
N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan
magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan
tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam
mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh
materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen
cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan
Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah
weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang memengaruhi satu meter persegi.
Jenis magnet
Magnet tetap
Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar
untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).
Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:
Magnet neodymium, merupakan magnet tetap yang paling kuat.
Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), merupakan
sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari campuran logam neodymium,
Magnet Samarium-Cobalt: salah satu dari dua jenis magnet
bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan
samarium dan kobalt.
Ceramic Magnets
Plastic Magnets
Alnico Magnets
Magnet tidak tetap
Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik
untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah
elektromagnet.
Magnet buatan
Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada
sekarang ini.
Bentuk magnet buatan antara lain:
Magnet U
Magnet ladam
Magnet batang
Magnet lingkaran
Magnet jarum (kompas)
Cara membuat magnet
Cara membuat magnet antara lain:
Digosok dengan magnet lain secara searah.
Induksi magnet.
Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan kawat berbentuk
tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik
searah (DC).
Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah]. Besi lebih mudah
untuk dijadikan magnet daripada baja. Tapi sifat kemagnetan besi lebih mudah
hilang daripada baja. Oleh sebab itu, besi lebih sering digunakan untuk membuat
elektromagnet.
Menghilangkan sifat kemagnetan
Cara menghilangkan sifat kemagnetan antara lain:
Dibakar.
Dibanting-banting.
Dipukul-pukul.
Magnet diletakkan pada solenoida(kumparan kawat berbentuk
tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik
bolak-balik (AC).
PENGGOLONGAN BENDA BERDASARKAN SIFAT MAGNETNYA.
Berdasarkan sifat magnetnya benda dibagi menjadi 2 macam
yaitu ferromagnetik (benda yang dapat diterik kuat oleh magnet), parramagnetik
(denda yang dapat ditarik magnet dengan lemah) dan diamagnetik (benda yang
tidak dapat ditarik oleh magnet).
Contoh ferromagnetik adalah besi, baja, nikel dan kobalt.
Contoh parramagnetik adalah platina dan aluminium.
Contoh diamagnetik adalah seng, dan bismut.
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri) sebagai berikut :
(1) dapat menarik benda logam tertentu.
(2) gaya tarik terbesar berada di kutubnya.
(3) selalu menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung
bebas.
(4) memiliki dua kutub.
(5) tarik menarik bila tak sejenis.
(6) tolak menolak bila sejenis.
Hal penting yang
harus kita bahami adalah sebagian besar orang berfikir bahwa cara
membuat magnet ini menentukan sifat kemagnetan suatu benda. Orang selalu
berfikir bahwa jika magnet dibuat dengan cara menggosok maka akan diperoleh
magnet permanen dan jika diperoleh dengan cara elektromagnetik maka akan
diperoleh magnet sementara. Anggapan ini adalah keliru bukan salah, kenapa bisa
seperti itu? karena orang tidak melihat bahan apa yang digunakan. Jika baja
dibuat magnet dengan caradigosok akan diperoleh magnet permanen tetapi jika
besi yang digosok maka akan diperoleh magnet sementara. Kebanyakan ketika orang
membuat magnet dengan cara menggosok selalu menggunakan baja, inilah mengapa
muncul anggapan bahwa menggosok dapat membuat magnet bersifat permanen.
Kasus yang lain adalah elektromagnetik, jika kita amati
elektromagnetik manapun akan menggunakan inti besi lunak (besi) bukan baja,
karena inti besi yang digunakan maka elektromagnetik menghasilkan magnet
sementara. Tetapi coba anda pikir apabila intinya diganti dengan baja, apa yang
akan terjadi? yang pasti baja akan menjadi magnet permanen sehingga
elektromagnetik tidak dapat dimanfaatkan.
Dari penjelasan kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa
sifat permanen dan sifat sementara suatu magnet tidak di pengaruhi oleh cara
membuat tetapi dipegaruhi oleh bahan yang digunakan. Dengan cara apapun jika
bahan yang digunakan baja maka magnet yang dihasilkan akan bersifat permanen.
TEORI KEMAGNETAN BUMI
Teori ini sangat rumit untuk dijelaskan, sebaiknya kita
harus bisa membedakan dulu antara gravitasi bumi dengan magnet bumi. Kita dapat
berdiri di atas muka bumi bukan karena bumi bersifat magnet, kenapa bisa
begitu? karena sesuai dengan definisi magnet adalah bahan yang bisa menarik
benda magnetik sedangkan kita bukanlah bahan magnetik.
Lalu apa yang membuat kita bisa berdiri diatas bumi?
jawabnya karena bumi mempunyai gravitasi yaitu kekuatan untuk menarik semua
benda yang ada disekitarnya tidak perduli itu benda magnetik atau bukan.
Gravitasi bumi ditimbulkan karena bumi mempunyai massa, semakin besar massa
maka semakin besar gravitasinya (ini semua sesuai dengan hukum Newton dan teori
relativitas). Sedangkan sifat kemagnetan bumi ditimbulkan karena bumi berotasi
dan berevolusi (ini pendapat saya) jadi jika bumi tidak lagi berotasi maka
sifat kemagnetannya lama – lama akan hilang. Mulai dari sekarang supaya
pembahasan bab kemagnetan tidak membuat bingung maka kita harus membedakan
antara gravitasi bumi dengan magnet bumi.
Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan
bumi, sedangkan kutub selatan magnet bumi berada disekitar kutub utara bumi.
Antara kutub utara magnet bumi dengan kutub selatan bumi tidak berimpit, ini
juga terjadi pada kutub selatan magnet bumi. Akibat hal tersebut maka bila kita
melihat kompas menunjukka arah selatan ini berarti tidak menunjukkan persis
arah selatan tetapi mengalami penyimpangan sedikit dari kutub selatan bumi.
Penyimpangan ini membentuk sudut yang disebut dengan sudut deklinasi.
Apabila kita membawa kompas dari katulistiwa menuju kutub
bumi maka kompas itu akan condong ke bawah atau ke atas. Kecondongan ini karena
tertatik oleh kutub magnet bumi. Sudut yang dibentuk dari kecondongan kompas
terhadap arah horisontal disebut dengan sudut inklinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar